Mikroorganisme yang menghasilkan zat antibiotik adalah?

Soal Pilihan Ganda

Mikroorganisme yang menghasilkan zat antibiotik adalah?

  1. Lactobacillus bulgaricus
  2. Salmonella typhosa
  3. Ascaris lumbricoides
  4. Penicillium notatum
  5. Semua jawaban benar

Jawaban: D. Penicillium notatum

Dilansir dari Encyclopedia Britannica, Mikroorganisme yang menghasilkan zat antibiotik adalah penicillium notatum.

Halo Sahabat Santri Nesia, dalam artikel kali ini kita akan membahas tentang mikroorganisme yang menghasilkan zat antibiotik. Mikroorganisme adalah organisme yang sangat kecil atau mikroskopik, seperti bakteri, jamur, dan virus. Zat antibiotik sendiri merupakan senyawa yang mampu menghambat atau membunuh pertumbuhan mikroorganisme lain, terutama bakteri yang menyebabkan penyakit.

Antibiotik telah menjadi salah satu penemuan terbesar dalam dunia kesehatan karena telah berhasil mengobati berbagai penyakit infeksi sejak ditemukan pada tahun 1928 oleh Alexander Fleming. Sejak saat itu, berbagai mikroorganisme telah ditemukan sebagai produsen zat antibiotik yang sangat bermanfaat bagi manusia. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi jenis-jenis mikroorganisme yang memiliki kemampuan menghasilkan zat antibiotik dan peran mereka dalam pengobatan penyakit.

Mikroorganisme Penghasil Antibiotik

1. Bakteri

Bakteri adalah makhluk hidup uniseluler yang banyak ditemukan di alam. Beberapa jenis bakteri memiliki kemampuan menghasilkan zat antibiotik sebagai bagian dari sistem pertahanan mereka. Salah satu contohnya adalah kelompok bakteri Streptomyces. Streptomyces adalah kelompok bakteri yang hidup di tanah dan menghasilkan berbagai jenis antibiotik seperti streptomisin, eritromisin, dan klindamisin. Bakteri lain yang menghasilkan antibiotik adalah Bacillus subtilis yang menghasilkan antibiotik polipeptida bernama bacitracin.

Bakteri ini dianggap sebagai penghasil antibiotik paling produktif dan secara luas digunakan dalam industri farmasi untuk produksi massal antibiotik. Misalnya, streptomisin digunakan untuk mengobati berbagai penyakit seperti sifilis, tuberkulosis, dan infeksi saluran pernapasan.

2. Jamur

Selain bakteri, jamur juga merupakan sumber penting dalam produksi antibiotik. Salah satu contoh jamur penghasil antibiotik adalah genus Penicillium yang menghasilkan penisilin, salah satu antibiotik yang paling banyak digunakan di dunia. Penisilin diketahui memiliki efek antimikroba yang kuat terhadap berbagai jenis bakteri.

Selain itu, jamur dari genus Cephalosporium juga menghasilkan antibiotik yang dikenal sebagai sefalosporin. Sefalosporin memiliki efek serupa dengan penisilin dan digunakan untuk mengobati berbagai infeksi bakteri, termasuk infeksi saluran kemih, infeksi kulit, dan infeksi pernapasan.

3. Actinobacteria

Actinobacteria adalah kelompok bakteri yang memiliki ciri khas berbentuk seperti batang atau benang. Kelompok ini juga termasuk dalam keluarga Streptomyces yang telah disebutkan sebelumnya. Namun, Actinobacteria juga menghasilkan antibiotik lain yang tidak diproduksi oleh Streptomyces, seperti kloramfenikol dan tetraciklin.

Antibiotik tersebut memiliki spektrum yang luas dalam mengatasi berbagai jenis infeksi bakteri, membuatnya menjadi pilihan utama dalam pengobatan berbagai penyakit infeksi pada manusia dan hewan.

Peran Antibiotik dalam Pengobatan

Dalam praktek medis, antibiotik adalah senjata penting dalam mengatasi infeksi bakteri yang sering kali menjadi penyebab penyakit yang serius. Beberapa penyakit bakteri yang sering diobati menggunakan antibiotik meliputi infeksi saluran pernapasan, infeksi kulit, saluran kemih, dan penyakit menular seksual seperti sifilis.

Antibiotik memiliki cara kerja yang berbeda dalam menghentikan pertumbuhan dan replikasi bakteri. Beberapa antibiotik menghancurkan dinding sel bakteri, mengganggu sintesis protein, atau menghentikan sintesis asam nukleat. Dalam kondisi normal, antibiotik akan membunuh atau mencegah pertumbuhan bakteri yang menyebabkan penyakit, sehingga membantu tubuh melawan infeksi.

1. Penggunaan Antibiotik dalam Pengobatan

Penggunaan antibiotik harus dilakukan dengan resep dokter dan harus diatur dengan tepat untuk mencapai pengobatan yang efektif. Penting untuk mengikuti dosis yang dianjurkan dan durasi penggunaan antibiotik yang ditentukan oleh dokter. Penggunaan yang tidak tepat dapat menyebabkan resistensi antibiotik, di mana bakteri menjadi kebal terhadap efek antibiotik.

Resistensi antibiotik menjadi ancaman serius dalam bidang kesehatan karena menyebabkan gagalnya pengobatan infeksi bakteri yang pada akhirnya berpotensi mengancam nyawa manusia. Oleh karena itu, penggunaan antibiotik sebaiknya hanya dilakukan jika diperlukan dan sesuai dengan anjuran medis.

2. Pengembangan Baru dalam Penemuan Antibiotik

Penggunaan antibiotik yang berlebihan membuat beberapa jenis bakteri menjadi resisten terhadap antibiotik yang telah ada. Untuk mengatasi resistensi antibiotik ini, penelitian terus dilakukan untuk menemukan jenis antibiotik baru yang lebih efektif dalam mengobati infeksi bakteri.

Dalam beberapa tahun terakhir, penelitian telah menemukan beberapa mikroorganisme baru yang menghasilkan zat antibiotik yang potensial. Misalnya, bakteri yang hidup di dalam tanaman diketahui menghasilkan senyawa antimikroba yang dapat menjadi sumber baru untuk pengobatan infeksi bakteri.

Selain itu, teknologi terbaru seperti pemodelan molekuler dan metagenomik juga telah membuka peluang baru dalam penemuan antibiotik baru dan meningkatkan proses pengembangan obat yang lebih cepat dan efektif.

Kesimpulan

Mikroorganisme yang menghasilkan zat antibiotik memainkan peran penting dalam pengobatan penyakit infeksi. Dengan bantuan antibiotik, banyak penyakit yang sebelumnya mematikan kini dapat diobati dan disembuhkan. Bakteri, jamur, dan Actinobacteria adalah beberapa jenis mikroorganisme yang telah diidentifikasi sebagai produsen antibiotik yang efektif.

Namun, dalam penggunaannya, penting untuk mengikuti petunjuk penggunaan dan resep dokter guna menghindari resistensi antibiotik. Pengembangan antibiotik baru juga terus dilakukan untuk mengatasi permasalahan resistensi dan meningkatkan efektivitas pengobatan infeksi bakteri.

Disclaimer: Informasi dalam artikel ini hanya bersifat informatif dan bukan pengganti nasihat medis profesional. Konsultasikan dengan dokter Anda untuk penanganan lebih lanjut.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *