Gender Menurut Para Ahli

Pendahuluan

Santrinesia.com – Halo Sahabat Santri Nesia! Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas tentang gender menurut para ahli. Gender adalah suatu konsep yang berhubungan dengan perbedaan peran dan karakteristik antara laki-laki dan perempuan dalam masyarakat. Konsep ini telah lama menjadi perdebatan dan penelitian dalam bidang sosiologi, antropologi, dan psikologi.

Pengetahuan mengenai gender sangat penting dalam memahami bagaimana masyarakat memandang dan memperlakukan laki-laki dan perempuan. Dalam era modern ini, gender juga menjadi fokus penting dalam upaya mencapai kesetaraan gender dan memerangi ketidakadilan dan diskriminasi berbasis gender. Untuk itu, mari kita lanjutkan pembahasan ini dengan menyimak pandangan para ahli mengenai gender.

Gender dalam Perspektif Sosiologi

1. Max Weber

Max Weber adalah seorang sosiolog asal Jerman yang mengemukakan pandangannya mengenai gender. Menurut Weber, gender merupakan suatu konsep sosial yang dibentuk oleh faktor-faktor historis, agama, kebudayaan, dan politik dalam masyarakat.

Weber berpendapat bahwa gender adalah suatu kategori sosial yang digunakan oleh masyarakat untuk membedakan tugas-tugas dan peran-peran yang harus dilakukan oleh laki-laki dan perempuan. Hal ini terjadi karena masyarakat memiliki stereotipe dan harapan tertentu terhadap laki-laki dan perempuan.

2. Emile Durkheim

Emile Durkheim, seorang sosiolog asal Prancis, juga memberikan pandangannya mengenai gender. Bagi Durkheim, gender bukanlah suatu konstruksi sosial semata, tetapi juga berkaitan dengan peran biologis laki-laki dan perempuan dalam masyarakat.

Durkheim berpendapat bahwa perbedaan biologis inilah yang menjadi dasar bagi pembagian tugas dan peran antara laki-laki dan perempuan. Laki-laki lebih cenderung terlibat dalam pekerjaan yang membutuhkan kekuatan fisik, sementara perempuan lebih cenderung terlibat dalam pekerjaan yang membutuhkan kelembutan dan kepekaan emosional.

3. Pierre Bourdieu

Pierre Bourdieu, seorang sosiolog asal Prancis lainnya, memandang gender sebagai suatu sistem berpikir yang digunakan oleh masyarakat untuk membangun kategori sosial antara laki-laki dan perempuan. Bourdieu berpendapat bahwa gender ini dipengaruhi oleh struktur sosial, kekuasaan, dan pembagian harta dalam masyarakat.

Pandangan Bourdieu ini menjelaskan bahwa gender bukanlah suatu perbedaan yang hanya bersifat biologis, melainkan juga dipengaruhi oleh faktor sosial dan ekonomi. Hal ini menjelaskan mengapa terdapat ketidaksetaraan gender dalam masyarakat, dimana laki-laki masih mendominasi posisi-posisi penting dalam kehidupan sosial dan politik.

Gender dalam Perspektif Antropologi

1. Margaret Mead

Margaret Mead, seorang antropolog asal Amerika Serikat, memberikan kontribusi besar dalam studi gender. Menurut Mead, gender tidaklah bersifat universal dan tidak ada perbedaan bawaan antara laki-laki dan perempuan. Gender ini dipandang sebagai suatu konstruksi sosial yang berbeda-beda di setiap budaya.

Mead melakukan penelitian di berbagai masyarakat, seperti di Papua Nugini dan Samoa, dan menemukan bahwa konsep gender sangat tergantung pada norma dan nilai-nilai dalam masyarakat. Misalnya, di beberapa masyarakat, peran laki-laki dan perempuan bisa saling bertukar tergantung pada kebutuhan dan kondisi saat itu.

2. Sherry Ortner

Sherry Ortner, seorang antropolog asal Amerika Serikat lainnya, mengkaji gender dalam konteks sistem simbolik dalam masyarakat. Ortner berpendapat bahwa gender merupakan kategori utama dalam sistem simbolik yang digunakan oleh masyarakat untuk memberikan makna terhadap dunia.

Menurut Ortner, gender menjadi dasar bagi organisasi sosial, pola pikir, dan interaksi dalam masyarakat. Perbedaan dalam kategori gender ini membentuk suatu hierarki sosial, dimana laki-laki cenderung mendominasi dan mengontrol sumber daya dan peran penting dalam masyarakat.

3. Claude Lévi-Strauss

Claude Lévi-Strauss, seorang antropolog asal Prancis, memandang gender sebagai konsep yang melibatkan pertukaran dan hubungan antara laki-laki dan perempuan dalam masyarakat. Bagi Lévi-Strauss, pertukaran ini melibatkan pemberian dan penerimaan, sehingga gender merupakan suatu proses sosial yang dinamis.

Lévi-Strauss juga menekankan pentingnya pernikahan dalam hubungan gender. Pernikahan adalah cara masyarakat memastikan pertukaran dan hubungan antara laki-laki dan perempuan secara sosial dan ekonomi. Pernikahan juga sebagai cara untuk mempertahankan kelangsungan masyarakat dan warisan budaya.

Gender dalam Perspektif Psikologi

1. Sigmund Freud

Sigmund Freud, seorang psikolog asal Austria, memberikan kontribusi besar dalam studi psikologi gender. Menurut Freud, perbedaan gender ini terbentuk melalui perkembangan psikoseksual yang dimiliki oleh individu sejak lahir.

Freud memandang bahwa setiap individu dilahirkan dengan dorongan seksual yang kuat. Dorongan ini kemudian berkembang dalam tahap-tahap perkembangan, dimana individu akan mengenal dan memahami perbedaan gender melalui identifikasi dengan orang tua atau tokoh penting dalam hidupnya.

2. Carol Gilligan

Carol Gilligan, seorang psikolog asal Amerika Serikat, menyoroti perbedaan dalam perkembangan moral antara laki-laki dan perempuan. Menurut Gilligan, perempuan cenderung mengutamakan hubungan dan perawatan terhadap orang lain, sementara laki-laki lebih fokus pada otonomi dan keadilan.

Gilligan juga menemukan bahwa perempuan seringkali mengalami konflik antara mengutamakan orang lain atau diri sendiri. Hal ini menjelaskan mengapa perempuan cenderung lebih merasa bersalah atau mengorbankan diri dalam pengambilan keputusan yang berdampak pada hubungan dan perawatan terhadap orang lain.

3. Albert Bandura

Albert Bandura, seorang psikolog asal Kanada, menekankan pentingnya pembelajaran sosial dalam perkembangan gender. Bandura berpendapat bahwa individu belajar tentang perbedaan gender melalui pengamatan dan peniruan terhadap orang-orang di sekitarnya.

Bandura juga menyoroti peran penting media dalam membentuk persepsi dan identitas gender individu. Melalui media, individu dapat melihat model-model perilaku yang merepresentasikan laki-laki dan perempuan, sehingga membentuk gambaran yang beragam mengenai gender.

Gender dalam Perspektif Psikologi Sosial

1. Hazel Markus

Hazel Markus, seorang psikolog sosial asal Amerika Serikat, mengemukakan teori construal dalam memahami gender identitas. Menurut Markus, individu membangun identitas gender mereka dengan cara menafsirkan pengalaman sosial mereka dalam konteks budaya dan norma yang ada.

Markus juga menyoroti pentingnya self-construal dalam pembentukan identitas gender. Ada dua jenis self-construal, yaitu independen dan relasional. Individu dengan self-construal independen cenderung lebih menekankan perbedaan antara diri mereka dengan orang lain, sementara individu dengan self-construal relasional cenderung lebih fokus pada hubungan dan keterkaitan dengan orang lain.

2. Susan Fiske

Susan Fiske, seorang psikolog sosial asal Amerika Serikat lainnya, melakukan penelitian mengenai persepsi dan stereotipe gender. Fiske menyatakan bahwa terdapat dua dimensi utama dalam mempersepsikan laki-laki dan perempuan, yaitu kehangatan (warmth) dan kompetensi (competence).

Berdasarkan penelitiannya, Fiske menemukan bahwa laki-laki cenderung dipandang lebih kompeten, sedangkan perempuan cenderung dipandang lebih hangat. Hal ini mencerminkan stereotipe yang ada dalam masyarakat mengenai peran tradisional laki-laki sebagai pemberi nafkah dan peran tradisional perempuan sebagai pengasuh dan perawat.

3. Jennifer Bosson

Jennifer Bosson, seorang psikolog sosial asal Amerika Serikat, mempelajari peran kelompok dalam pembentukan identitas gender. Bosson menemukan bahwa laki-laki dan perempuan cenderung mencari persetujuan dan afiliasi dengan kelompok yang sejalan dengan konsep gender mereka.

Bosson juga menekankan pentingnya self-esteem dalam peran gender. Individu yang memiliki self-esteem rendah cenderung lebih terpengaruh oleh stereotipe gender, sementara individu yang memiliki self-esteem tinggi lebih mampu mengabaikan stereotipe dan memilih peran yang sesuai dengan kemampuan dan minat mereka.

Kesimpulan

Dari pandangan para ahli yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa gender adalah suatu konsep sosial yang melibatkan perbedaan peran dan karakteristik antara laki-laki dan perempuan dalam masyarakat. Gender ini merupakan hasil dari faktor-faktor biologis, sosial, dan psikologis yang saling terkait dalam membangun identitas gender individu.

Pengetahuan tentang gender sangat penting dalam upaya mencapai kesetaraan dan keadilan gender dalam masyarakat. Dengan memahami dan menghargai perbedaan gender, kita dapat menciptakan lingkungan yang inklusif dan menghormati hak dan kepentingan semua individu, tanpa memandang jenis kelamin mereka.

Kata Penutup

Demikianlah artikel mengenai gender menurut para ahli. Semoga artikel ini dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai konsep gender dan pentingnya kesetaraan gender dalam masyarakat.

Diharapkan artikel ini dapat menjadi sumber pengetahuan dan refleksi bagi kita semua dalam membangun masyarakat yang lebih adil, setara, dan inklusif tanpa memandang gender.

Terima kasih telah membaca artikel ini. Sampai jumpa di artikel-artikel berikutnya di Santrinesia.com!

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *