Santrinesia.com – Halo Sahabat Santri Nesia, kali ini kita akan membahas tentang bangun tengah malam menurut ajaran Islam. Bangun tengah malam atau juga dikenal dengan istilah tahajjud adalah salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan dalam agama Islam. Tahajjud dilakukan dengan bangun di tengah malam untuk melaksanakan shalat sunnah yang dilakukan setelah shalat Isya dan sebelum shalat Subuh.
Keistimewaan dari bangun tengah malam ini adalah kemungkinan untuk mendapatkan berkah dan rahmat yang lebih besar dari Allah SWT. Selain itu, bangun tengah malam juga memberikan kesempatan untuk berkomunikasi secara langsung dengan Sang Pencipta melalui doa dan ibadah yang dilakukan.
Adapun tuntunan bangun tengah malam menurut Islam dapat ditemukan dalam berbagai hadis dan ayat Al-Qur’an. Dalam artikel ini, kita akan membahas mengenai tuntunan, keutamaan, serta panduan praktis untuk melaksanakan bangun tengah malam.
Tak ada kata terlambat untuk memulai kebaikan, mari kita simak selengkapnya mengenai bangun tengah malam menurut Islam.
Tuntunan Bangun Tengah Malam
Sesuai dengan tuntunan dalam agama Islam, bangun tengah malam merupakan salah satu kegiatan yang sangat dianjurkan bagi umat muslim. Tuntunan bangun tengah malam bisa ditemukan dalam hadis-hadis berikut.
Bangun Tengah Malam Menurut Hadis
- Hadis Shahih Muslim: Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, “Di surga itu ada pintu yang dinamakan Babil Radhwan dan terikat rapat. Hanya mereka yang shalat berjamaah yang memasuki pintu itu.” Para sahabat berkata, “Wahai Rasulullah, apakah puasa juga termasuk?” Beliau menjawab, “Engkau tak melihat jika ada orang memiliki ijabah pasal mereka bangun dari tidur pada waktu malam.” (HR. Muslim).
- Hadis Shahih Bukhari: Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, “Bangunlah kamu pada sepertiga malam yang akhir dan berdoalah kepada-Ku; aku akan mengabulkan doamu. Bangunlah kamu pada sepertiga malam yang akhir dan bacalah Al-Quran; karena tak diragukan lagi itu adalah suatu kehormatan yang dianugerahkan oleh Allah kepada umatku yang terdahulu.” (HR. Bukhari).
- Hadis Shahih Muslim: Dari Abdullah bin Amr bin Al-As, Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kalian tidur lewat tengah malam karena menjauhkan diri daripada rahmat Allah, kemudian datanglah para penyandang penyakit yang dituliskan sejak awal kebaikan itu semakin jauh dari Allah. Barang siapa yang meninggalkan segala sesuatu untuk Allah, Allah akan menjadikan hidupnya sangat nyaman. Barang siapa yang meninggalkan segala sesuatu untuk Allah, Allah akan menggantikannya dengan yang lebih baik.” (HR. Muslim).
- Hadis Shahih Bukhari: Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang paling dekat dengan Allah adalah orang yang paling banyak berdoa kepada-Nya di waktu tengah malam dan orang yang paling dekat dari antara kalian dengan Allah adalah orang yang paling banyak shalat sujud.” (HR. Bukhari).
Bangun Tengah Malam Menurut Al-Qur’an
Jika kita merujuk pada ayat-ayat Al-Qur’an, kita akan menemukan petunjuk dan tuntunan mengenai bangun tengah malam dalam beberapa surah. Berikut adalah beberapa ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan bangun tengah malam:
- Surah Al-Muzammil, ayat 1-4: “Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah malam, kecuali sedikit daripadanya, (yaitu) seperdua atau kuranglah dari itu, atau lebihlah dari itu dan bacalah Al-Quran itu dengan perlahan. Sesungguhnya Kami akan memberi kepadamu (Muhammad) berat yang akan ditimpa olehmu. Sesungguhnya bangun malam merupakan lebih tepat (untuk khusyuk dan taat dan lebih kuat pengaruhnya untuk membuat hati lurus) dan perkataanmu lebih bersih (disebabkan ketenangan dan pikiran yang jernih).”
- Surah Al-Isra, ayat 79: “Dan sebagian malam hari, bangunlah engkau untuk melaksanakan shalat tahajjud sebagai suatu ibadah tambahan bagimu (Muhammad). Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu kepada martabat yang terpuji.”
- Surah Al-Baqarah, ayat 197: “Hendaklah diwujudkan ketenangan dan ketenteraman jiwa serta berdiri dengan tenang saat melaksanakan haji jika engkau sudah niat melaksanakannya. Dan jangan berjerahat, berpakaian indah dalam rangka melakukan ibadah di baitullah itu di waktu ada waktu malam atau siang itu. Dan sesudah mengerjakan umroh, sudah jelas bahwa jika ada waktu bangun dari tidurnya malam hari yang suci (tidak ada pekerjaan atau kewajiban yang tidak harus dilakukan).” (Terjemahan Hippomenes).