Tips Menjadi Wanita Sholihah

1. Pandai Mensyukuri Pemberian Suami
 Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:

“Diperlihatkan neraka kepadaku, ternyata aku dapati kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita yang kufur.” Kemudian ada yang bertanya kepada Beliau “Apakah yang kufur kepada Allah?” Beliapun menjawab “Mereka mengkufuri suami dan mengkufuri (tidak mensyukuri) kebaikannya. Seandainya salah seorang dari kalian berbuat baik kepada seorang di antara mereka (istri) setahun penuh, kemudian dia melihat darimu sesuatu (yang tidak berkenan baginya) niscaya dia berkata: “Aku tidak pernah melihat darimu kebaikan sama sekali.” (HR. Al Bu-khari no. 29 dan Muslim no. 907)
Untuk bisa menjadi istri yang salehah selalu bersyukur dan berterimakasih akan apa yang diberikan oleh suami. Meskipun yang diberikan terkadang tidak sesuai dengan yang kita harapkan, sebagai istri harus pandai-pandai untuk bersyukur. Hal ini juga akan membawa keluarga dalam sebuah keluarga harmonis menurut Islam.

2. Menjaga Rahasia Suami
Konflik dalam keluarga biasanya menjadi sangat rawan untuk menyebar tentang berbagai hal yang kurang menyenangkan dari suami yang kemudian diceritakan oleh orang lain. Padahal untuk menjadi istri yang salehah hal tersebut harus pantang untuk dilakukan. Seorang istri harus bisa menutup rapat-rapat setiap rahasia dari suaminya terutama hal yang berhubungan dengan hubungan intim antara istri dan suami.
Istri yang baik adalah yang mampu memberikan kasih sayang secara betul kepada suaminya. Ketika suami pulang dari kerja jangan berikan suasana yang murung atau muram. Dalam sebuah hadis dirawayatkan:
“Maukah aku beritahukan kepada kalian, istri-istri kalian yang menjadi penghuni surga yaitu istri yang penuh kasih sayang, banyak anak, selalu kembali kepada suaminya. Dimana jika suaminya marah, dia mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya dengan tangan suaminya seraya berkata: “Aku tak dapat tidur sebelum engkau ridha.” (HR. An-nasai dlam Isryratun Nisa no. 257)

3. Mencari Maaf Suaminya
Jika suatu waktu suami marah karena suatu hal, istri juga harus mencari maaf dari suaminya. Mendatangi suami ketika marah kemudian meminta maaf dengan cara yang baik akan menjadi satu ridho tersendiri bagi seorang istri kepada suaminya.
Istri juga berkewajiban untuk berkhidmat kepada suaminya. Istri harus bisa melayani suami dengan baik mulai dari menyiapkan makan dan minum suami, menyiapkan tmpat tidur, pakaian dan berbagai keperluan lainnya yang memang dibutuhkan oleh suaminya.

4. Mendahulukan Hak Suami Atas Orang tuanya
Orang tua memang wajib untuk dihormati dan dituruti segala permintaannya. Namun, bagi seorang istri yang sudah dialih kewajibannya oleh suaminya maka suami adalah orang yang harus didahulukan terlebih dahulu dibandingkan orang tuanya. Tetapi bukan berarti orang tua bisa diacuhkan begitu saja, sebisa mungkin untuk bisa memberikan porsi yang imbang antar keduanya.
Jika sebelumnya seorang istri bisa keluar rumah tanpa izin dari suami seperti pada saat pacaran dalam islam misalnya, namun kali ini berbeda. Ketika sudah menjadi seorang istri, wajib hukumnya bagi seorang istri untuk mendapatkan izin terlebih dahulu ketika hendak keluar rumah. Dan jika seorang suami tidak mengizinkan tentu juga istri tidak boleh melanggarnya.

5. Berikan Cinta dan Sayang Terhadap Anak-anak
Bukan hanya harus berbakti kepada suami dengan memberikan kasih sayang penuh kepada suami, tetapi bagi seorang istri untuk bisa menjadi seorang istri yang salehah juga harus bisa untuk menyayangi dan mencintai seluruh anaknya dengan baik. Cara mendidik anak yang baik menurut Islam, memberikan kasih sayang dan tanpa memberikan perlakukan kekerasan kepada anak.

6. Menutup Aurat
Seorang istri hanya boleh memperlihatkan kecantikannya pada suaminya saja. Ia wajib untuk menutup aurat ketika bepergian ataupun ketika ada pria lain disekitarnya. Meskipun sebenarnya hukum wanita tidak berjilbab dalam Islam juga seharusnya diketahui bahkan sejak sebelum memiliki suami.

7. Menyahut dan Hadir Saat di panggil
Salah satu kebutuhan dalam rumah tangga adalah kebutuhan untuk berhubungan antara suami dan istri. Ketika suami menginginkannya, wajib bagi istri untuk meninggalkan segala pekerjannya dan meladeni apa yang diinginkan oleh suaminya tersebut.

“Jika suami mengajak istrinya berhubungan lalu istrinya menolak (tanpa alasan yang dibenarkan), lalu suaminya marah, maka istri itu dilaknat oleh malaikat.” (HR. Bukhari dan Muslim).

8. Jangan Membantah

Suami adalah imam keluarga yang menjadi pemimpin dan orang yang harus diikuti oleh keluraganya termasuk oleh istrinya. Bagi istri wajib hukumnya untuk mengikuti apa yang diinginkan dan diperintahkan oleh suami. Jangan pernah membantah jika hal tersebut benar.

9. Merias Diri
Jika sebelumnya dari mulai persiapan pernikahan dalam Islam saja selalu ingin tampil cantik dan selalu merias diri kenapa setelah sudah sah menjadi suami istri tidak dilakukan. Seorang lelaki pada dasarnya sangat mengagumi keindahan dan juga kebersihan, oleh karena itulah selalu berikan tampilan terbaik kepada istri dengan berdandan yang rapi, cantik dan bersih untuk menjadi istri yang salehah.

10. Berikan Perhatian Pada Hal-hal Kecil
Sejatinya seorang pria juga senang untuk dimanja oleh istrinya. Istri bisa memberikan perhatian-perhatian dari hal yang paling sepele hingga hal yang paling besar sekalipun. Misalnya saja perhatikan pada hal yang remeh seperti merapihkan rambutnya, merapikan kancing bajunya, memotong kukunya dan berbagai perbuatan lainnya.

11. Berbicara dengan Baik
Bukan hanya wanita saja yang bisa merasa sakit hati dan sensitif ketika mendapatkan perkataan yang tidak enak, tetapi para suami pun juga bisa merasa sakit hati ketika mereka mendapatkan perkataan dengan nada yang kasar dan juga perkataan yang kurang baik. Oleh karena itulah, sebagai seorang istri sebaiknya selalu bertutur dan berkata dengan cara yang baik kepada suaminya, jangan membentak ataupun memilih kata-kata yang kurang pantas terutama disaat suami baru saja pulang untuk memenuhi kewajiban suami terhadap istrinya.

12. Tidak mengungkit kebaikan dirinya

“Kalau bukan karena aku …”

“Aku udah ngurusin anak-anak … Capek..”

Dan kata-kata serupa yang seolah-olah minta gaji banyak dari suami. Anak-anak pun akan terluka jika ibunya kerap berkata seperti itu.

Ingatlah, Allah tidak akan menyia-nyiakan siapa pun yang berbuat baik. Allah tahu siapa yang modus, siapa yang mengharap pujian, dan siapa yang tulus.

karena istri yang pandai bersyukur akan selalu percaya dengan janji Allah. Percaya bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakannya.


13. Tidak merasa paling berkorban

“Dulu kan sebenarnya mama diterima di anu, nikah sama papamu sih,” dikit, tapi nancepp.

Jadi menyesal menikah dan punya anak?

Istri yang pandai bersyukur tidak akan merasa dirinya paling banyak berkorban karena dia melakukan semuanya dengan senang hati, bukan sekadar kewajiban semata.


14. Tidak mengungkit-ungkit perjuangannya terus-terusan di depan orang-orang hanya agar mendapat decak kagum

“Jadi dulu itu ya awal aku nikah deuh rumah cuma sepetak, makan sepiring berdua, dll. Kamu sih enak ya …,” nahh ….

Buat apa sih cerita terus-terusan seperti itu kemudian membandingkan dan menyalahkan pasangan suami istri yang enggak gitu kalau tujuannya bukan untuk “ini lhoh akuu,”

Padahal setiap pasangan pasti memiliki peran dan perjuangannya masing-masing. Ada yang tak perlu repot-repot berjuang dari segi ekonomi, tapi berjuang masalah anak. Ada yang enggak berjuang masalah anak karena langsung diberi, tapi berjuang di hal yang lain.

Nah. Emang situ aja yang berjuang. Enggak, kan?

Istri yang pandai bersyukur ia tak akan lebay. Dia senantiasa paham bahwa setiap pasutri pasti berjuang, pun dirinya dan suami.

Selama perjuangan itu dilakukan dengan orang yang dicintai (pasangan hidup), ya seru aja, nikmati aja proses kehidupan ini, enggak perlu banyak mengeluh atau membandingkan apalagi merasa paling hebat dari yang lain.

15. Menjaga martabat suami di depan orang lain

Suami adalah pakaian istri, begitu juga sebaliknya istri adalah pakaian suami. Keduanya harus saling menjaga aib dan cacat masing-masing, bukan malah sebaliknya.

“Dia dulu kan flamboyan. Untung nikah sama aku,” apa perlu seperti itu?

Istri yang pandai bersyukur tentu akan menerima semuaa masa lalu suami dan tidak akan menggunakan masa lalu suami yang mungkin kelam sebagai bahan olokan di depan publik.

16. Menghargai usaha suami

Orang bijak bilang tidak ada yang namanya kegagalan, yang ada adalah belajar.
Ada kalanya usaha suami belum sukses. Di saat itulah peran dari istri sangat sangat dibutuhkan.
Kalimat seperti, “Gagal lagi gagal lagi. Gagal mulu sih, Bang!” adalah kalimat yang tidak sepatutnya keluar dari mulut sang istri meskipun maksudnya untuk memotivasi suaminya.
Memotivasi pasangan kan tidak harus dengan menusuk dan menyakiti?
Istri yang pandai bersyukur pasti paham bahwa yang namanya usaha itu enggak selamanya lancar. Saat usahanya melambung, bersyukur. Saat usaha suaminy menurun, bersabar dan mengevaluasi.


17. Jauh dari mindset istri saja yang menderita

Menikah adalah kesepakatan yang dibuat secara bersama antara kedua belah pihak.
Toh wanita sangat berhak menolak laki-laki yang mencintainya jika dia tidak cinta. Jadi kalau memang menikah adalah kesepakatan bersama, kenapa salah satunya selalu merasa jadi pihak yang teraniaya.
Lha dulu kenapa mau dinikahi? Kenapa bahagia sekali berada di posisi sebagai korban. Jika memang tak ada kecocokan bisa pisah baik-baik daripada bersama tapi selalu merasa jadi pihak yang terdzalimi.
Dan istri yang pandai bersyukur tidak akan bahagia memposisikan dirinya sebagai pihak yang paling menderita. Dia akan menjauhi ‘pemikiran’ yang merusak seperti itu.

Simaklah sabda Rasulullah berikut ini:

“Aku melihat neraka. Aku belum pernah sama sekali melihat pemandangan seperti hari ini. Dan aku lihat ternyata mayoritas penghuninya adalah para wanita.” Mereka bertanya, “Kenapa para wanita menjadi mayoritas penghuni neraka, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Disebabkan kekufuran mereka.” Ada yang bertanya kepada beliau, “Apakah para wanita itu kufur kepada Allah?” Beliau menjawab, “Tidak, melainkan mereka kufur kepada suami dan mengkufuri kebaikan suami. Seandainya engkau berbuat baik kepada salah seorang istri kalian pada suatu waktu, kemudian suatu saat ia melihat darimu ada sesuatu yang tidak berkenan di hatinya niscaya ia akan berkata, ‘Aku sama sekali belum pernah melihat kebaikan darimu’.” (HR. Bukhari no. 5197 dan Muslim no. 907)

Semoga kita bisa menjadi istri yang penuh syukur. Istri sholehah penyejuk keluarga yang senantiasa dirindukan oleh syurga. Aamiin.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *