Hipertensi Dalam Kehamilan Menurut WHO 2018

Pendahuluan

Santrinesia.com – Halo Sahabat Santri Nesia. Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas tentang hipertensi dalam kehamilan menurut World Health Organization (WHO) tahun 2018. Hipertensi dalam kehamilan merupakan kondisi yang serius dan dapat berdampak negatif terhadap kesehati ibu dan janin. WHO telah mengeluarkan pedoman terbaru yang menjadi acuan dalam penanganan hipertensi dalam kehamilan.

Dalam artikel ini, kita akan mempelajari tentang definisi hipertensi dalam kehamilan menurut WHO 2018, faktor risiko, gejala dan komplikasi yang mungkin terjadi, serta langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengelola hipertensi dalam kehamilan.

Definisi dan Klasifikasi Hipertensi dalam Kehamilan

Hipertensi dalam kehamilan merupakan kondisi peningkatan tekanan darah pada ibu hamil. WHO mengelompokkan hipertensi dalam kehamilan menjadi beberapa jenis, antara lain:

  1. Pre-eklampsia ringan: kondisi hipertensi dengan tekanan darah diastolik 90-109 mmHg atau sistolik 140-159 mmHg, dengan proteinuria.
  2. Pre-eklampsia berat: kondisi hipertensi dengan tekanan darah diastolik ≥110 mmHg atau sistolik ≥160 mmHg, dengan proteinuria yang signifikan.
  3. Eklampsia: kondisi hipertensi yang disertai dengan kejang.

Pre-eklampsia dan eklampsia merupakan kondisi yang berpotensi mengancam nyawa ibu dan janin, dan memerlukan penanganan segera.

Faktor Risiko Hipertensi dalam Kehamilan

Berbagai faktor dapat meningkatkan risiko terjadinya hipertensi dalam kehamilan, di antaranya:

  • Usia ibu yang lebih tua dari 35 tahun.
  • Riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya.
  • Riwayat keluarga dengan hipertensi.
  • Obesitas atau kelebihan berat badan sebelum hamil.
  • Riwayat penyakit ginjal, diabetes, atau penyakit autoimun.

Mengetahui faktor risiko ini sangat penting agar dapat melakukan langkah-langkah pencegahan yang tepat.

Gejala dan Komplikasi Hipertensi dalam Kehamilan

Gejala hipertensi dalam kehamilan tidak selalu terlihat secara jelas. Beberapa gejala yang mungkin muncul adalah:

  • Sakit kepala yang parah dan tidak hilang dengan istirahat.
  • Pusing atau pingsan.
  • Perubahan penglihatan, seperti penglihatan kabur atau cahaya yang menonjol.
  • Nyeri perut yang hebat.
  • Sesak napas.

Tanpa pengelolaan yang tepat, hipertensi dalam kehamilan dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti:

  • Plasenta previa.
  • Preeklampsia berat atau eklampsia.
  • Keterlambatan pertumbuhan janin atau keguguran.
  • Kerusakan organ, seperti gangguan ginjal.

Pemeriksaan rutin selama kehamilan sangatlah penting untuk mendeteksi dini dan mengelola hipertensi dalam kehamilan.

Pencegahan dan Pengelolaan Hipertensi dalam Kehamilan

Terdapat beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengelola hipertensi dalam kehamilan, seperti:

  1. Pemeriksaan tekanan darah rutin: ibu hamil disarankan untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin selama kehamilan.
  2. Pemantauan proteinuria: pengukuran kadar protein dalam urin dapat membantu mendeteksi adanya kerusakan ginjal akibat hipertensi.
  3. Pemantauan pertumbuhan janin: pemeriksaan ultrasonografi dan pengukuran lingkar perut janin dapat membantu menilai pertumbuhan janin.
  4. Penanganan medis: dokter dapat memberikan obat untuk mengendalikan tekanan darah tinggi pada ibu hamil.
  5. Istirahat yang cukup: istirahat yang cukup dan menghindari aktivitas yang terlalu berat dapat membantu menjaga tekanan darah tetap stabil.
  6. Pola makan sehat: konsumsi makanan sehat yang mengandung nutrisi penting, seperti buah-buahan dan sayuran, dapat membantu mengatur tekanan darah.
  7. Minum air putih yang cukup: menjaga kecukupan cairan tubuh sangat penting untuk menjaga tekanan darah normal.

Tabel Informasi tentang Hipertensi Dalam Kehamilan Menurut WHO 2018

Jenis Hipertensi Tekanan Darah Proteinuria
Pre-eklampsia ringan Diastolik 90-109 mmHg atau Sistolik 140-159 mmHg Ya
Pre-eklampsia berat Diastolik ≥110 mmHg atau Sistolik ≥160 mmHg Ya
Eklampsia Disertai kejang Ya

Kesimpulan

Hipertensi dalam kehamilan adalah kondisi serius yang dapat membahayakan ibu dan janin. WHO telah mengeluarkan pedoman terbaru dalam menangani hipertensi dalam kehamilan. Tepat diagnosis, pencegahan, dan penanganan yang tepat sangat penting dalam mengurangi risiko komplikasi. Dengan pemeriksaan rutin selama kehamilan, gaya hidup sehat, dan pengelolaan medis yang baik, hipertensi dalam kehamilan dapat dikendalikan dan risiko komplikasi dapat diminimalkan.

Disclaimer: Artikel ini hanya sebagai informasi dan bukan pengganti nasihat medis profesional. Untuk informasi lebih lanjut, konsultasikan dengan tenaga medis atau dokter Anda.

Kata Penutup

Kami berharap artikel ini memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai hipertensi dalam kehamilan menurut WHO 2018. Jaga kesehati ibu dan janin dengan mengikuti pedoman dan saran dari tenaga medis yang kompeten. Dengan langkah-langkah pencegahan dan penanganan yang tepat, kita dapat menjaga kesehati ibu hamil dan meningkatkan peluang kelahiran sehat bagi bayi. Tetaplah selalu sehat dan jaga kesehatian diri serta keluarga tercinta.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *